BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. latar belakang
Salah satu syarat media tanam yang baik adalah bebas dari
gangguan hama dan penyakit. Penyebab penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat
disebabkan oleh mikroorganime dari berbagai jenis yang tidak bisa kita lihat
dengan menggunakan mata telanjang. Dampak dari serangan penyakit berbeda-beda
setiap jenis tumbuhan yang diserangnya. Mikroorganisme yang menyebabkan
terjadinya penyakit pada tumbuhan seperti Jamur, Bakteri, Virus dan Nematoda.
Penggangu tanaman tersebut sering kali hidup di dalam tanah sebagai media
tanam. Beberapa dari jenis makhluk hidup baik mikroorganisme maupun
makroorganisme dapat hidup dan berkembang dalam tanah seperti halnya jamur ,
bakteri, nematoda dan lain-lainnya. Makhluk hidup tersebut dapat menyerang
tanaman entah dengan usahanya sendiri maupun berkelompokan dengan makhluk hidup
yang lain. Keberadaan penyebab penyakit tanaman tersebut sangat berbahaya bagi
pertubuhan tanaman, karena dapat menyebabakan terjadinya gangguan sehingga
tanaman akan sakit bahkan mati. Tanaman yang sakit tidak bisa tumbuh secara
normal dan akibatnya produksi tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Munculnya penyakit yang disebabkan oleh penggangu tanaman
tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil tanaman sehingga dapat menyebabkan
jatuhnya hasil pangan dunia dan menurunnya penghasilan petani. Langkah yang
bisa ditempuh untuk mengatasi masalah ini salah satunya dengan mengetahui jenis
nematoda yang hidup pada tanaman yang terserang melalui morfologi dan
fisiologinya. Selanjutanya kita baru bisa mengisolasi dan mengekstraksi
penggangu tanaman tertentu dari dalam tanah. Pengekstraksian dapat dilaksanakan
dengan berbagai metode, antara lain metode Baermann asli, metode Baermann
diperbaiki, metode Erlen Meyer seinhorst, metode Elutriator OOstenbrink dan
metode Centrifuge. Namun pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah
metode Baermen asli, metode Erlen Meyer seinhorst.
Untuk membebaskan media tanam dari organisme penggangu
tanaman seperti jamur, nematoda dan bakteri, tidak cukup dengan hanya
mengekstraksi, juga kita harus mengisolasi penggangu tanaman tersebut. Isolasi
adalah suatu cara untuk memisahkan organisme tersebut dari lingkungannya atau
habitatnya dan menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan.
Mengisolasi mikrobia adalah memisahkan mikrobia dengan lingkungan atau
substratnya dan menumbuhkan kembali pada medium buatan. Untuk penanaman
mikrobia yang harus diperhatikan adalah faktor nutrisi serta kebutuhan akan
oksigen, karena ada mikrobia yang membutuhkan oksigen (aerob) dan ada mikrobia
yang tidak butuh oksigen( anaerob).
Sedangkan isolasi bakteri ada 2 macam, yaitu dengan cara goresan dan
cara taburan.
1.2.
tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara mendapatkan nematoda dari dalam
tanah dan jaringan tanaman kopi dan kakao.
BAB
2 TINJAUAN PUSTAKA
Nematoda merupakan mikroorganisme yang digolongkan ke dalam
filum dunia hewan. Nematoda ketika dilihat di bawah mikroskop terlihat berupa
cacing-cacing mikroskopis dengan ukuran tubuh yang sangat kecil dan berwarnah
bening. Secara umum karena ukuran tubuh nemtoda sangat kecil, para petani
sangat sulit membedakan dengn penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri
(Pracaya, 2007).
Nematoda ditemukan di media tanam yang diberi pupuk kandang
dan gejala awal adalah menguningnya daun dan gugurnya kuncup bunga yang masih
muda. Bagian yang diserang nematode adalah akar adenium. Jika adenium yang
sakit dicabut dari potnya akan terlihat semacam umbi di akar serabut. Di
samping itu ujung akar serabut banyak yang mati dan pangkal akar mengeriput
atau berlubang. Jika dilihat dengan mikroskop akan tampak banyak cacing kecil
menggerogoti akar adenium. Kerusakan tanaman disebabkan sekresi air ludah yang
diinjeksikan ke dalam tanaman saat nematoda menggigit atau memakan tanaman.
Proses ini bisa menyebabkan kematian karena kekuatan akar dan tunas hilang,
terbentuk luka, jaringan tanaman membengkak dan pecah (Heroetadji, 1998).
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pengendalian nematoda
bengkak akar ini seperti penggunaan tanaman perangkap, pergiliran tanaman,
pemberoan lahan, pengendalian secara hayati, kimia, fisik, penggenangan lahan
dan lain-lain sebagainya. Penggenangan lahan (flooding) sebelum tanam merupakan
tindakan yang efektif untuk menekan populasi nematoda dalam tanah,sehingga
aktifitas dari nematoda didalam tanah memurun. Penggenangan yang cukup lama
dapat menyebabkan nematoda kekurangan oksigen sehingga akan menyebabkan
kematian, walaupun beberapa spesies masih dapat bertahan dalam genangan yang
cukup lama nematoda tidak akan mampu unruk berkembang (Swibawa, 2000).
Sampel tanah dari sistem perakaran tanaman yang diduga
terserang penyakit, misalkan diakibatkan oleh nematoda sangat diperlukan untuk
keperluan diagnostik maupun koleksi nematoda. Apabila di dalam suatu kelompok
pertanaman dijumpai adanya gejala botak-botak (patchy symptom), dianjurkan agar
tanah diambil dari area yang terserang dan juga dari area yang diduga tidak
terserang sebagai pembanding. Dianjurkan untuk mengambil sampel tanah yang
kondisinya lembab. Hal tersebut dikarenakan tanah kering dimana nematoda-nematoda
dorman yang biasanya terdapat di dalamnya akan rusak pada saat pengambilan
sampel atau pada penanganan selanjutnya(Suwanda, 2009).
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau
eukariotik, berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding
selnya mengandung khitin atau selulosa ataukeduanya, heterotrof, absortif dan
sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif
yaitu spora. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentukjaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari
dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma
hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik (Budi,2009).
Sampel tanah disimpan di dalam kantong plastik dan
dipertahankan agar suhunya tetap sejuk selama dalam perjalanan. Sampel tanah
sedapat mungkin segera diproses. Sampel tanah yang tidak dapat segera diproses
dapat disimpan di dalam lemari pendingin. Walaupun demikian, agar diperhatikan
bahwa tidak semua jenis nematoda dapat disimpan ditempat yang dingin. Terdapat
beberapa macam cara untuk mendapatkan nematoda dari dalam sampel tanah maupun
dari jaringan tanaman. Nematoda-nematoda yang bergerak aktif dapat diekstraksi
dengan menggunakanmetode Whitehead tray atau Baermann funnel. Kedua metode ini
sudah barang tentu memberikan hasil yang kurang memuaskan jika digunakan untuk
mengekstraksi nematoda yang bergerak lamban atau nematoda yang ukuran tubuhnya
besar (Suwanda, 2009).
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum
Pelaksanaan praktikum acara Ekstraksi dan
Isolasi Nematoda, jamur, dan Bakteri Dari dalah Tanah di Laoratorium Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Universitas Jember. Dilaksanakan pada tanggal 4 April 2013, pukul 07.00-
selesai.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Corong gelas
2. Pipa plastik
3. Statip
4. Klem
5.
Penjepit
6. Kasa
3.2.2 Bahan
1. Media tanam
a. Tanah
b. Pasir + Bahan Organik
c. Sekam +Pupuk + Bahan
Organik
3.3 Cara Kerja
1. Mengambil tanah lalu
mengaduk rata. Menakar sebanyak 300-500 gram/ml
2. Membungkus dengan
menggunakan kain panas/tisue, mengikat bagian atasnya.
3. Memasang corong
gelas/plastik yang ada pipa plastiknya diatas staptip lengkap dengan klem dan
penjepit.
4. Menempatkan tnah diatas
corong seedemikian rupa lalu menambahkan air melalui tepi corong sampai tengah
bungkusan.
5. Menyimpan
selama 24 jam menuangkan air yang ada di dasar pipa kedalam gelas piala.
6. Menuangkan
kedalam botol kecil, memberi etiket secukupnya dan simpan di tempat yang dingin
BAB
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
KELOMPOK
|
METODE
|
JUMLAH
|
1
|
Bearman Asli
|
1
|
2
|
Bearman Diperbaiki (Tanah)
|
1
|
Bearman Diperbaiki (Pacar air)
|
2
|
|
3
|
ErlenMeyer Seinharst (1)
|
A: -
|
B: -
|
||
4
|
ErlenMeyer Seinharst (2)
|
A: -
|
B: -
|
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum
yang telah dilaksanakan, terdapat hasil pengamatan dalam bentuk table di atas.
Dari table tersebut kita dapat melihat bahwa adanya nematoda hanya pada
kelompok 1 dan kelompok 2 dimana kelompok 1 menggunakan metode Bearman Asli
sedangkan kelompok 2 menggunakan metode Bearman Diperbaiki baik pada media
tanah maupun pada tanaman pacar air. Pada praktikum kali ini, kelompok 1
menggunakan media tanah dimana media ini diayak terlebih dahulu dan disimpan
setelah 24 jam. Setelah 24 jam ini dilaksanakan pengamatan. Dari hasil
pengamatan ini jumlah nematoda yang terdapat hanya 1. Sama dengan kelompok 2
yang menggunakan metode Bearman Perbaikan pada media tanah, yaitu hanya 1
nematoda yang terdapat. Sedangkan pada tanaman pacar air, terdapat nematoda
sejumlah 2. Kemudian pada kelompok 3 dan 4 yaitu menggunakan metode Erlen Meyer
Seinharst tidak terdapat nematoda sama sekali.
Ekstraksi
nematoda adalah cara untuk memisahkan nematoda dari jaringan tanaman atau dari
gumpalan tanah. Ekstraksi nematoda dapat dilakukan baik secara sederhana maupun
dengan peralatan sentrifus. Pada praktikum ini, setiap kelompok menggunakan
metode berbeda-beda diantara lain metode Bearman Asli serta Bearman Diperbaiki
dan juga metode Erlen Meyer Seinhorst. Dari ketoga metode tersebut, kebanyakan
dipakai metode Bearmen Asli karena metode ini mudah dilakukan dan dapat
dilaksanakan dalam dilaksanakan lebih cepat dibandingkan metode yang lain,
padahal metode ini tidak begitu efisien sebagai metode ekstraksi. Sedangkan
untuk metode Bearmen Diperbaiki, agak membutuhkan waktu yang lebih lama
daripada yang metode Asli untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kemudian,
metode Erlen Meyer Seinhorst, metode ini dapat dikatakan jauh berbeda dengan
yang telah dicantumkan di atas karena pengkestraksian nematodanya cukup
sederhana serta relative efisien untuk mendapatkan nematoda yang berukuran
kecil. Metode ini mempunyai kelebihan yaitu dengan mendapatkan hasil suspensi
yang lebih jernih daripada yang lain.
Berbagai
macam masalah yang ditimbulkan oleh nematoda dan patogen tanah tersebut antara
lain terjadi perubahan fisik dari tanaman, pertumbuahan yang tidak optimal
serta kematian pada tanaman.
Banyak
faktor yang dapat menyebab keberadaannya nematoda di dalam suatu pertanaman
diantara lain, faktor yang terdapat dari tanah sebagai media tanam, suhu,
iklim, serta kelembapan. Tipe
tanah mempengaruhi perkembangan nematoda misalnya sifat tekstur, aerasi,
kelembaban, pH, kandungan bahan organik dan anorganik tanah. Nematoda
membutuhkan kelembaban yang lembab dimana Kelembaban memberi kesempatan kepada
banyak jenis fungi untuk menghasilkan spora dan memunculkan bakteri ke
permukaan tubuh inang. Kelembaban juga memberi peluang spora berkecambah.
Zoospora fungi, sel bakteri dan nematoda akan berpindah tempat karena adanya
air atau kelembaban yang berlebihan. Oleh karena itu jika kejadian tersebut berulang-ulang
atau terjadi dalam waktu lama maka akan memperlancar terjadinya epidemi. Selain
itu nematoda juga membutuhkan aerasi yang baik. Aerasi berhubungan erat dengan
kandungan air tanah, aerasi akan menurun dengan meningkatnya kandungan air
tanah sehingga ketersediaan oksigen dalam tanah berkurang. Pertukaran udara
dalam tanah mempengaruhi pernafasan nematoda. Perkembangan nematoda akan baik
jika keadaan udara dalam tanah cukup. Faktor-faktor tersebut jika diuraikan
secara statistik maka Nematoda hidup
dalam tanah yang lembab, basah
,daerah perakaran,vegetasi rimbun
,kedalaman 0 – 10 cm dari permukaan
tanah. Temperatur yang sesuai bagi nematode adalah 19 derajat sam pai 29
derajat celsius dan kelembaban 100 %. Hambatan terjadi di bawah 10 derajat
Celsius dan diatas 33 derajat Celsius. Tipe tanah liat menghambat pergerakan
nematode, sehingga penyebaran didalam tanah liat sangat terbatas. Kelembaban 75
% dan suhu 25 derajat celsiuc dapat menghambat
keluarnya juvenile infektif NEP dari inang ulat yang
terinfeksi.Kelembaban 85 sampai 98 % dan temperature 30 derajat Celsius NEP
akan mati setelah 102 jam. Kebutuhan oksige (O2 ) NEP tergantung pada
temperature yang ada. Nematoda masih infektif pada temperatur tinggi jika
terdapat jumlah oksigen yang banyak dan mampu bertahan selama 43 hari pada
oksigen 0,5 % suhu 20 derajat Celsius. NEP mempunyai respon positip terhadap
Ion Na, Mg, Ca, dan Cl.
Nematoda parasit tanaman dapat
menyebabkan kerusakan hampir mencapai 100 persen. Hal ini akan menyebabkan tanaman puso dan
petani gagal panen. Nematoda yang
menyebabkan kerusakan pada tanaman hampir semuanya hidup didalam tanah, baik yang
hidup bebas didalam tanah bagian luar akar dan batang didalam tanah bahkan ada
beberapa parasit yang hidupnya bersifat menetap didalam akar dan batang.
Apabila tanaman mengalami serangan nematoda, maka kondisi tanaman akan berpenampilan
seperti berikut diantara lain, tanaman sering layu pada sore hari padahal
penyiraman selalu rutin, daun mati dan kelihatan seperti luka bakar, terdapat
benjolan pada akar baik besar atau kecil dan pertumbuhan akar kerdil dan
bengkok-bengkok terutama pada bagian ujung akar, terdapat luka-luka pada akar
lateral dan akar berbau busuk. Jika gejala-gejala penyakit tersebut tidak
segera dikendalikan maka pertumbuhan tanaman akan terhambat bahkan mati.
Pada praktikum kali ini, kami
ditegaskan untuk mengamati telur nematoda saja. Dari pengamatan ini, terdapat
nama telur nematodanya yaitu Nematoda Heterorhabditis
indicus. Heterorhabditis adalah genus nematoda milik Rhabditida pesanan.
Semua spesies dari genus ini adalah parasit obligat serangga, telur ini
mempunyai bentuk tubuh silindris dan panjang tubuh betina 479-700 µm, tubuh
jantan 479-689 µm, sedangkan tubuh juvenile infektif 479-573 µm. Hampir semua
fase-fase pertumbuhan Heterorhabditis berpengaruh terhadap pertanaman, akan
tetapi yang paling merugikan yaitu pada fase imago dewasa. Spesies
jenis ini menyebabkan kerusakan berat pada akar dan menyebabkan nekrosis, kumpulan
telur nematode di lindungi oleh cairan pekat larva, stadium kedua akan keluar
dari telur, larva tersebut bergerak aktif melalui selaput air antara
partikel-patikel tanah dan menyerang akar tanaman dengn cara melukai epidermis
ujung akar dengan stylet (alat penusuk dan penghisap) lalu masuk ke dalam
jaringan tengah menghisap ciran sel akar.
BAB
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan ini maka dapat disimpulkan bahwa:
·
Ekstraksi nematoda dari dalam tanah
dapat dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam metode tapi lebih banyak yang
memakai metode Bearman Asli.
·
Pada praktikum kali ini, tanaman pacar
air yang mengandung jumlah nematoda yang paling banyak dengan menggunakanan
metode Bearman Diperbaiki.
·
Banyak faktor yang dapat menimbulkan
keberadaan nematoda, diantara lain, faktor yang terdapat dari suhu, kelembapan
serta tanah dll.
·
Tanaman yang terserang oleh nematoda
jika tidak segera dikendalikan akan mengakibat tanaman mati bahkan penyakitnya
akan menyebar ke tanaman di sekitarnya.
·
Telur nematoda Heterorhabditis
indicus sangat
merugikan bagi pertanaman.
5.2.
Saran
·
Praktikan harus mempunyai kesabaran dan
ketelitian dalam pelaksanaan acara praktikum ini, terutama dalam pengamatan
yang menggunakan Mikroskop.
·
Ke depannya, ditambai asdos untuk
mempermudah dan mempercepat pekerjaannya.
·
Sifat kritis sangat saya butuhkan untuk
memperbaiki pembuatan laporan ke depannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell R. Mitchell. 2005. Biologi Jl. 2 (lux) Ed. 5. Erlangga.
Surabaya
Johanis
Panggeso. 2010. Analisis kerapatan populasi nematoda parasitik pada tanaman
tomat (lycopersicum esculentum mill.) Asal kabupaten sigi biromaru. Jurnal Agroland 17 (3). Sulawesi Tengah. Hal 198 –
204.
Nugrohorini.
2010. Eksplorasi nematoda entomopatogen pada beberapa wilayah di jawa timur. Jurnal
Pertanian MAPETA Vol. XII. No. 2. Jawa Timur. Hal 72 – 144.
Pracaya.
1990. Hama
penyakit tanaman. Niaga Swadaya. Jakarta.
Wiratno
dan Rohimatun. 2012. Patogenisitas nematoda Heterorhabditis sp. terhadap
kumbang daun kelapa Brontispa longissima Gestro. Jurnal Littri 18(4). Bogor. Hlm.
137 – 142
No comments:
Post a Comment