ISOLASI
JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH
LAPORAN
ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH
DISUSUN OLEH
RANDRIANANTENAINA S. M. Aime (121510501201)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam
mempelajari pelajaran tentang mikroba atau biasanya disebut bidang mikrobiologi
manusia pada umumnya tidak bisa melihatnya dengan kasat mata saja, hal ini
disebabkan mikrobiologi banyak dartikan makhluk yang paling kecil dan sulit
damati tapi mikroba juga membentuk sebuah koloni yang tercampur dengan bakteri
lainnya jadi kita manusia harus menggunakan media atau cara yang dapat membantu
manusia dalam pengamatan mikroba, yaitu dengan mencari biakan murninya yang biasa
disebut juga dengan isolasi. Isolasi bakteri merupakan
suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan
sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat
dilakukan dengan cara goresan (steak plate), cara taburan atau tuang (pour
plate), serta mikromanipulator (the micromanipulator methods). Sebelum melakukan isolasi alat dan
bahan harus disterilkan dengan menggunakan cairan khusus atau biasanya yang
dipakai alkohol 75% atau 90% dimana alkohol itu dapat mematikan mikroba lain
yang ada pada alat yang akan digunakan untuk mencari biakan murni mikroba serta
dilakukan ditempat yang steril atau biasa disebut dengan “inkubator”. Sterilisasi adalah segala bentuk
usaha untuk membebaskan alat-alat dan bahan dari semua bentuk kehidupan,
terutama mkrobia. Di dalam proses isolasi sterilisai mutlak dibutuhkan, karena
untuk mengisolasi suatu mikrobia alat-alat dan bahan harus steril jika ingin
mendapatkan biakan murni sesuai yang kita inginkan.
Secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam
populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan
dalam dalam keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan
analisis lain, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini
berarti bahwa harus ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri. Latar belakang diadakannya percobaan
isolasi ini adalah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan
jamur media yang ada serta membedakan bahwa setiap mikroorganisme memiliki
peranan yang berbeda dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang
menguntungkan..Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan aktivitas kehidupan dan tidak memerlukan tempat yang besar, mudah
ditumbuhkan dalam media buatan yang dilakukan dalam percobaan ini, dan tingkat
pembiakannya relatif cepat saat inkubasi.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari isolasi bakteri dan jamur
yang dapat menimbulkan penyakit.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi
adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni
ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel
tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan
metode cawan gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan
mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan
murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri
dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan
atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada
hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Indrawati, 2005).
Beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mengisolasi
mikroba antara lain untuk mengisolasi bakteri dapat dilakukan dengan cara
goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar
(spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta manipulator (the
micro manipulator method). Metode pengenceranbertujuan untuk memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan, dengan cara melakukan
pengenceran bertingkat terhadap sampel air.Sedangkan metode tuang adalah suatu
metode yang dilakukan dengan caramemasukkan sampel yang telah diencerkan
terlebih dahulu ke dalam cawan petri, dan dituangi dengan medium (Almundy, 2011).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah,
udara, suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, dan sebagainya. Populasi dari
mikrobia yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam
mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh
koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak
untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang
dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau
untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Rachman Sutanto,
2002).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,
menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam
proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk
menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji
air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada
121°C selama 15 menit (Rachman Sutanto,
2005).
Banyaknya
isolat Streptomyces yang
ditemukan dalam tanah karena genus ini mampu tumbuh lebih cepat dan jumlah
jenis yang tinggi. Sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 500 jenis Streptomyces dari seluruh dunia.
Disamping itu streptomices tersebar di semua tipe habitat terutama tanah. Genus
ini memiliki rantai spora pada hifa aerial dan memiliki miselium yang lengkap.
Kelimpahan miselium yang tinggi dan rantai sporanya panjang. Spora tersusun
dalam bentuk kumparan yang menggulung atau berpilin. Ada juga yang berbentuk
untaian panjang melengkung. Rantai spora Streptomyces
sangat jelas terlihat pada pengamatan mikroskopik, karena memiliki
bentuk yang khas. Hifa vegetatif memproduksi miselium bercabang sangat banyak
dan jarang yang berfragmen dengan diameter 0,5 – 2 um. Miselium aereal saat
dewasa membentuk rantai spora berjumlah tiga atau lebih dan memiliki spora
nonmotil (Nurkanto, 2007).
Isolasi jamur menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang
dibuat sendiri. Sebanyak 200 g kentang yang telah dikupas dan dibersihkan
kemudian diiris tipis-tipis. Kentang direbus selama 15-20 menit dengan aquades
secukupnya, kemudian disaring dengan kain. Filtrat yang dihasilkan kemudian
ditambahkan 20 g dekstrosa dan volumenya dijadikan satu liter. Medium padat
dibuat dengan menambahkan 20 g agar. Medium disterilisasi dalam autoklaf pada
suhu 1200C dan tekanan 15 psi selama 15 menit (Indrawati, 2005)
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik Media Tanam dengan acara Isolasi Jamur dan
bakteri dari dalam tanah dilaksanakan pada hari kamis, 21 April 2012 pada pukul
14.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.
Tabung reaksi
2.
Cawan petri
3.
Jarum ose
4.
Pipet
5.
Vortex
6.
Laminary air flow
7.
Lampu Bunsen
8.
Hand counter
9.
Colony counter
3.2.2 Bahan
1.
Sampel tanah
2.
Air steril
3.
Medium PDA dan NA
4.
Alkohol 95 %
3.3 Cara Kerja
1. Menimbang 1 gram tanah dan
memasukkan ke dalam erlenmeyer berisi 100 ml air steril kemudain menggojog
sampai terbentuk suspensi yang homogen. Selanjutnya mendiamkan dan mengambil 1
ml bagian yang jernih dan memasukkan ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml air
steril. Melakukan hal tersebut berulang – ulang sampai pengenceran 103.
2. Untuk mengisolasi jamur, pada
pengenceran 103 (1:1000) mengambil 100 µml dan menuang ke dalam
cawan petri steril yang telah berisi asam asetat tiga tetes. Selanjutnya medium
PDA dengan suhu 45 – 500C menuagkannya ke dalam cawan petri
tersebut.
3. Untuk mengisolasi bakteri pada
pengenceran 103 (1:1000) mengambil 100 µml dan menuang ke dalam
cawan petri steril yang telah berisi asam asetat tiga tetes. Selanjutnya medium
NA dengan suhu 45 – 500C menuagkannya ke dalam cawan petri tersebut.
4. Menggoyang – goyangkan cawan petri
dengan harapan agar tercampur rata dan menginkubasikan pada suhu ruang selama
24 jam untuk bakteri dan untuk jamur selama 24 – 96 jam.
5. Melakukan pengamatan dan menghitung
jumlah koloni yang tumbuh dengan colony counter.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil pengamatan
TABEL PENGAMATAN HARI KE-1
Klmpk
|
Perilaku
|
Mikroba
|
Media
|
Warna
|
Bentuk
|
Koloni
|
Gram
|
Jumlah
|
1
|
Tanah
|
Jamur
|
PDA 1
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
PDA 2
|
putih
|
Bulat
|
Tunggal
|
Positif
|
9
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Kuning
|
Bulat
|
Tunggal
|
Positif
|
366
|
||
2
|
Tanah
+
Kompos
|
Jamur
|
PDA 1
|
Hijau
|
Bulat
|
Tunggal
|
positif
|
8
|
PDA 2
|
Hijau
|
Bulat
|
Tunggal
|
positif
|
7
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Putih
|
Oval
|
Klmpk
|
|
286
|
||
3
|
Tanah
+Pupuk kandang
|
Jamur
|
PDA 1
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
PDA 2
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Putih
|
Oval
|
Klmpk
|
−
|
265
|
||
4
|
Tanah+ cocopeat+
P. kandng
|
Jamur
|
PDA 1
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
PDA 2
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Putih
|
Oval
|
Tunggal
|
|
943
|
TABEL PENGAMATAN HARI
KE-2
Klmpk
|
Perilaku
|
Mikroba
|
Media
|
Warna
|
Bentuk
|
Koloni
|
Gram
|
Jumlah
|
1
|
Tanah
|
Jamur
|
PDA 1
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
PDA 2
|
Putih
|
Bulat
|
Tunggal
|
Positif
|
90
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Kuning
|
Bulat
|
Tunggal
|
Positif
|
263
|
||
2
|
Tanah
+
Kompos
|
Jamur
|
PDA 1
|
Hijau
|
Bulat
|
Tunggal
|
positif
|
17
|
PDA 2
|
Hijau
|
Bulat
|
Tunggal
|
positif
|
16
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
putih
|
−
|
−
|
−
|
1
|
||
3
|
Tanah
+Pupuk kandang
|
Jamur
|
PDA 1
|
Putih
|
Oval
|
tunggal
|
−
|
−
|
PDA 2
|
Putih
|
Oval
|
tunggal
|
−
|
2
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Putih
|
Oval
|
Klmpk
|
−
|
314
|
||
4
|
Tanah+ cocopeat+
P. kandng
|
Jamur
|
PDA 1
|
Putih
|
Bulat
|
Tunggal
|
−
|
3
|
PDA 2
|
−
|
−
|
−
|
−
|
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Putih
|
Oval
|
Klmpk
|
−
|
1127
|
TABEL PENGAMATAN HARI
KE-3
Klmpk
|
Perilaku
|
Mikroba
|
Media
|
Warna
|
Bentuk
|
Koloni
|
Gram
|
Jumlah
|
1
|
Tanah
|
Jamur
|
PDA 1
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
PDA 2
|
Putih
|
Bulat
|
Tunggal
|
−
|
79
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Kuning
|
Bulat
|
Tunggal
|
Positif
|
525
|
||
2
|
Tanah
+
Kompos
|
Jamur
|
PDA 1
|
putih
|
Bulat
|
Tunggal
|
−
|
8
|
PDA 2
|
putih
|
Bulat
|
Tunggal
|
−
|
7
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
putih
|
Bulat
|
Klmpk
|
positif
|
542
|
||
3
|
Tanah
+Pupuk kandang
|
Jamur
|
PDA 1
|
putih
|
Bulat
|
Tunggal
|
−
|
5
|
PDA 2
|
putih
|
Bulat
|
Tunggal
|
−
|
2
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Putih
|
Oval
|
Klmpk
|
positif
|
482
|
||
4
|
Tanah+ cocopeat+
P. kandng
|
Jamur
|
PDA 1
|
Hitam
|
Bulat
|
tunggal
|
−
|
3
|
PDA 2
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
|||
bakteri
|
Kings B
|
Putih
|
Oval
|
Klmpk
|
positif
|
1390
|
4.2
Pembahasan
Isolasi suatu mikrobia adalah memisahkan mikrobia dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium. Pada praktikum kali ini
teknik isolasi dilakukan pada isolasi jamur dan bakteri. Bakteri dan jamur pada
media tanah ada yang menjadi pathogen untuk tanaman maka dari itu dilakukan
pengisolasian agar dapat dengan udah elakukan identifikasi dan mengetahui
spesies bakteri atau jamur yang dapat menjadi pathogen.
Pengamatan bakteri itu dapat kita
lakukan secara individual, satu per satu, maupun secara kelompok dalam bentuk
koloni bakteri. Besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus kasarnya
permukaan, dan warna koloni merupakan sifat-sifat yang diperlukan dalam menentukan
identifikasi spesies. Warna bakteri baru tampak jelas, jika bakteri itu diamati
dalam kelompok atau koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang
keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, akan tetapi ada
juga beberapa spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Sedangkan
jamur memiliki warna lebih gelap deibandingkan bakteri.
Pada praktikum kali ini, sample tanah yang akan diamati
untuk menghitung banyak koloni jamur dan bakteri adalah pada sample tanah terdiri
dari tanah saja , sample tanah terdiri dari tanah+kompos dengan perbandingan
1:1, sample tanah terdiri dari tanah+pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 dan yang
terakhir adalah sample tanah terdiri dari tanah+cocopeat+pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1:1 kandang . Setalah melakukan inkubasi terhadap biakan murni
jamur dan bakteri tersebut selama waktu yang ditentukan maka didapatkan hasil
sebagai berikut pada pengamatan pertama, koloni bakteri selama 1 hari pada
media KINGS B pada masing-masing kelompok yaitu untuk kelompok 1 terdapat 366
koloni, untuk kelompok 2 terdapat 286
koloni, untuk kelompok 3 terdapat 265 koloni, dan untuk kelompok 4 terdapat 943
koloni. Pada pengamatan hari ke-2, terdapat perubahan jumlah koloni bakteri pada
masing-masing kelompok yaitu untuk kelompok 1 yang semakin menurun jumlahnya
terdapat 90 koloni, untuk kelompok 2 terdapat 1 koloni, untuk kelompok 3 dan 4
semakin naik jumlahnya dimana kelompok 3 mendapatkan 314 koloni, dan untuk
kelompok 4 terdapat 1127 koloni. Pada pengamatan terahir, terdapat pula
perubahan jumlah koloni bakteri pada masing-masing kelompok yaitu koloni jamur tambah
naik jumlahnya dimana kelompok 1 mendapatkan mendapatkan 525 koloni, untuk
kelompok 2 terdapat 542 koloni, untuk
kelompok 3 terdapat 482 koloni, dan untuk kelompok 4 terdapat 1390 koloni.
Pengamatan isolasi jamur dilakukan pula pada hari ke pertama,
didapatkan koloni jamur setelah dilakukan perhitungan menggunakan koloni
counter. Pada pengamatan hari pertama, entah kelompok 1 entah kelompok 3 entah
kelompok 4 tidak terdapat koloni jamur sama sekali baik pada media PDA 1 maupun
pada media PDA 2, sedangkan untuk kelompok 2 diperoleh koloni jamur pada media
PDA1 sejumlah 8 dan pada media PDA 2 sejumlah 7. Pada hari ke 2 masing-masing
media pada kelompok 1 masih tidak terdapat koloni jamur satu pun, sedangkan
untuk kelompok 2 semakin meningkat karena terdapat 17 koloni jamur pada media
PDA 1 dan pada media PDA 2 16. Sementara untuk kelompok 3 pada PDA1 tidak
terdapat koloni jamur satu pun sedangkan pada media PDA 2 didapatkan koloni
jamur sejumlah 2. Kemudian untuk kelompok 3 pada media PDA 1 terdapat 3koloni
jamur dan pada media PDA2 tidak. Pada pengamatan terahir yaitu pada hari ke 3,
untuk kelompok 1, tidak terdapat sama sekali koloni jamur baik pada media PDA 1
maupun pada media PDA 2. Untuk kelompok 2 dan 4, jumlah koloni jamurnya tetap,
tidak ada perubahan entah pada media PDA1 entah media PDA 2. Sedangkan untuk
kelompok 3, pada media PDA1 terdapat koloni jamur sejumlah 5 dan pada media
PDA2 tidak ada perubahan pula.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui, rata-rata
jumlah koloni dari seluruh data pengamatan baik jamur dan bakteri pada
masing-masing kelompok. Untuk kelompok 1 terdapat rata-rata 385 koloni bakteri
dan tidak terdapat koloni jamur. Untuk kelompok 2 terdapat 276 koloni bakteri
dan 11 koloni jamur pada media PDA 1 sedangkan pada media 2 terdapat 10. Untuk kelompok
3 terdapat 354 koloni bakteri dan 2 koloni jamur pada media PDA 1 sedangkan
pada media PDA 2,3 hanya terdapat 1,3. Untuk kelompok 4 terdapat 1153 koloni
bakteri dan 2 koloni jamur pada media PDA 1 sedangkan pada media PDA 2 tidak
terdapat satu pun. Apabila data menunjukkan jumlah koloni jamur dan bakteri
berkurang dikarenakan koloni-koloni tersebut bergabung dan membentuk struktur
secara bertahap, tetapi terdapat pula peningkatan jumlah koloni, hal tersebut
dapat diartikan bahwa mulai tumbuhnya koloni baru yang membutuhkan waktu
tertentu dan berbeda dengan koloni lain. Pada pengamatan biakan jamur ini dapat
diketahui bahwa media tanah yang mengandung paling banyak koloni bakteri adalah
pada sampel tanah yang terdiri dari tanah+cocopeat+pupuk kandang yang diamati
oleh anggota kelompok 4. Hal ini dapat disebabkan dari keanekaragaman
mikroorganisme dalam media tersebut lebih banyak dibanding media lain juga serta
kondisi kandungan makanan seperti karbohidrat atau nutrisi lainnya dalam media
ini dapat dikatakan bahwa mampu memenuhi kebutuhan mikroorganisme seperti
bakteri untuk bertumbuh dan berkembang semkasimalnya. Selain itu, dalam
melakukan isolasi pada praktikum ini, media yang digunakan dalam isolasi harus
sesuai dengan mikroorganisme yang akan dibiakkan karena apabila media yang
digunakan tidak sesuai dengan mikroorganisme yang kita isolasi maka
mikroorganisme tersebut akan terhambat pertumbuhan serta perkembangannya bahkan
tidak akan bisa tumbuh. Sedangkan media yang paling banyak ditumbuhi koloni
jamur adalah sampel tanah yang terdiri dari tanah+kompos pada media PDA 1, hal
ini dapat disebabkan oleh kondisi kemasaman media tersebut. Pemberian pupuk
organik seperti kompos juga dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur tetapi dengan
kelembapan tertentu. Dari hasil penuangan suspensi tanah kedalam petridish
didapat koloni jamur, dan terdapat warna putih menunjukkan jamur yang mempunyai
hifa.
Pada praktikum ini, dilakukan pula pengenceran untuk mendapatkan
koloni yang akan diisolasi dengan meminimalkan kontaminasi dan penambahan
nutrisi untuk mikroba. Kontaminasi ini dapat disebabkan oleh bebrapa faktor
misalnya sentuhan tangan praktikan di daerah yang sangat kritis atau pada
alat-alat yang digunakan selama praktikum berjalan. Kemungkin terjadinya
kontamanisi juga dapat disebabkan oleh keluarnya udara yang dihasil oleh
pernafasan praktikan. Selain itu, tidak diberikannya antiseptic pada media PDA
yang digunakan, sehingga bakteri akan mengkontaminasi kapang pada media PDA
tersebut.
Tanah
sebagai suatu sistem, memiliki anggota komunitas yang tersusun dari berbagai
populasi mikroba sperti bakteri dan jamur yang telah ditemukan selama pengaman
pada praktikum ini. Macam dan jumlah mikroba tanah tersebut dipengaruhi oleh
faktor-faktor jenis tumbuhan, pH, temperatur, curah hujan, macam tanah dan
kelembaban tanah. Dalam tanah yang subur misalnya dapat mengandung
lebih dari 100 juta mikroorganisme per gram tanah.selain itu bakteri lebih banyak bertempat pada
daerah yang kemasaman sedang (normal) sebab ditemukan paling banyak pada sample
tanah yang terdiri dari tanah+cocopeat+pupuk kandang, sedangkan jamur/cendawan
lebih banyak pada tanah yang kemasaman rendah (masam). Selain itu Kondisi
lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri, disamping itu kondisi
lingkungan juga dapat membuat bakteri dan mikroorganisme lain tidak dapat
bertahan hidup. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Selain faktor lingkungan, pada
praktikum ini faktor sterilisasi juga sangat diperhatikan, karena media yang
digunakan untuk tumbuh bakteri dan jamur harus steril dari mikroorganisme yang
dapat merusak media tersebut.
Sebagian besar
mikroorganisme tanah memiliki peranan yang menguntungkan, yaitu berperan dalam
menghancurkan limbah organik, siklus hara tanaman, fiksasi nitrogen, pelarut
posfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu penyerapan
unsur hara. Organisme tanah berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara
dan juga sebagai sumber bahan organik tanah. Mikroorganisme tanah sangat nyata
perannya dalam hal dekomposisi bahan organik pada tanaman tingkat tinggi. Dalam
proses dekomposisi sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak menjadi unsur yang
dapat digunakan tanaman untuk tumbu. Selain memiliki keuntungan tentunya mikroorganisme
juga memiliki beberapa kerugian yaitu mikrooganisme yang bersifat pathogen
karena bisa memperkembang biakkan virus juga bisa menjadi sumber penyakit yang
dapat menyerang tanaman terutama pada bagian perakaran yang akan menimbulkan
tanaman jadi rusak dan gejala lainnya
seperti tanaman layu, daun menguning, dan lain sebagainya sehingga hasil
produksi akan tidak menyenangkan.
Percobaan isolasi ini adalah untuk memelihara suatu
mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur media yang ada serta membedakan bahwa
setiap mikroorganisme memiliki peranan yang berbeda dalam kehidupan, baik yang
merugikan maupun yang menguntungkan. Dengan demikian, mikroba yang baik yaitu
yang dapat dimanfaatkan ataupun yang dapat memberi keuntungan dalam suatu
usaha, misalnya dalam bidang pertanian, banyak sekali mikroorganisme yang dapat
membantu para petani dalam pengolahan tana karena adanya mikroorganisme yang
berperan aktif untuk menyubur tanah sebagai lahan pertanian. Sedangkan mikroba
yang buruk yaitu mikroorganisme yang mendatangkan kerugian dalam suatu
kegiatan. Dari masing-masing golongan mikroorganisme yang terkandung di dalam
tanah, ada juga yang dapat menyebab penyakit bagi tanaman, yaitu yang bersifat
pathogen.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang terdapat
dalam dalam pelaksanaan praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa:
·
Isolasi
adalah kegiatan mengambil mikroorganisme yang ada di alam untuk dibiakkan
secara murni didalam media yang steril
·
Mikroorganisme
banyak tersebar diberbagai tempat dan salah satunya adalah di tanah
·
Mikroorganisme
tersebut dapat diidentifikasi jenis, jumlah koloni spesies dan sifat-sifatnya
dengan melakukan isolasi
·
Media
yang dingunakan untuk mengisolasi bakteri dan jamur tidak sama, bakteri harus
diisolasi pada media KINGS B sedangkan jamur diisolasi pada media PDA
·
Sampel
tanah yang terdiri dari tanah+cocopeat+pupuk kandang mengandung lebih banyak
mikroorganisme khususnya bakteri dibandingkan jumlah bakteri dalam media lain.
Hal tersebut membuktikan bahwa didalam tanah terdapat banyak sekali kehidupan
baik bakteri, jamur dan mikroorgansme lain.
·
Banyak
faktor yang dapat menyebabkan adanya mikroba, yaitu kelembapan tanah dan
temperature, dan lain-lainnya
·
Banyaknya
kandungan bakteri dan jamur pada tanah diakibatkan tanah tersebut terkena
infeksi jamur atau bakteri dari lingkungannya
·
Mikroorganisme
tanah ada yang dapat menguntungkan dan juga ada yang dapat merugikan
5.2. Saran
·
Sebaiknya
praktikan sangat berhati-hati dalam melakukan teknik isolasi dam pemurnian agar
tidak terjadi kontaminasi.
·
Para praktikan diharapkan
memakai masker untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati Gandjar. 2005. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta. Yayasan
Obor Indonesia
Nurkanto, Arif. 2007. Identifikasi Aktinomisetes
Tanah Hutan Pasca Kebakaran Bukit Bangkirai Kalimantan Timur Dan Potensinya
Sebagai Pendegradasi Selulosa Dan Pelarut Fosfat. Jurnal Biodiversitas.
Vol.8(4):314-319.
Panagan, Almundy. 2011. Isolasi Mikroba Penghasil
Antibiotika dari Tanah Kampus Unsri Indralaya Menggunakan Media Ekstrak Tanah.
Jurnal Penelitian Sains. Vol.14(3).27-30.
Purwaningsih,
Sri. 2005. Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium dari Tanah
Kebun Biologi Wamena, Papua. Jurnal Biodiversitas.Vol.6(2)82-84.
Rachman Sutanto. 2002. Penerapan pertanian organik: pemasyarakatan
dan pengembangannya. Jakarta. Kanisius.
Rachman Sutanto. 2005. Dasar-dasar
ilmu tanah, konsep dan kenyataan. Jakarta. Kanisius
Saryono, dkk. 2002. Isolasi Dan Karakterisasi Jamur Penghasil Inulinase
Yang Tumbuh Pada Umbi Dahlia (Dahlia Variabilis). Jurnal Natur Indonesia.Vol.4(2):171-177.