UNIVERSITAS
JEMBER
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
LABORATORIUM HORTIKULTURA
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA :
RANDRIANATENAINA
KELAS KEL :
E / 1
ACARA :
PEMBUATAN MEDIA SUBSTRAT
DAN NON SUBSTRAT UNTUK
HIDROPONIK
TANGGAL PRAKTIKUM :
14 MARET 2013
TANGGAL PENYERAHAN :
ASISTEN :
1. LAILY ILMAN W.
2. NURHALIMAH
3. ARIS SUSANTO
4. RISKY MAULANA A.
5. ANNA SOFIANA
6. ENGGAR WELLY A.
7. RAHMAT KURNIAWAN
8. REKYAN LARASATI
9. DERIE KUSUMA B. N.
10. SITI NURWAHYU T. N.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Pada masa
sekarang ini, bidang pertanian semakin hari semakin maju untuk menyelasaikan
masalah-masalah yang telah muncul. Salah satu dari masalah tersbut adalah lahan
pertanian. Lahan pertanian pada masa sekarang ini semakin sempit disebabkan
oleh kemajuan teknologis juga, lahan digunakan untuk bangunan, tempat hiburan,
dan lain-lainnya. Padahal, Pemerintah di Negara Indonesia sudah menyadari bahwa
hampir 90% dari masyarakat adalah petani, jadi ketika lahan pertanian dipakai
untuk hal-hal lainnya, maka mereka akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya
mereka. Berkaitan dengan masalah tersebut, dengan kemajuaannya teknologi
pertanian maka ada sebuah solusi muncul untuk dapat membantu situasi pertanian
kita. Dikarenakan oleh sempitnya lahan pertanian maka solusi ini berupa system
tanam, lebih tepatnya media non tanah. Media ini berupa udara, air, pasir,
arang sekang dan lain sebagainya.
Hidroponik
berasal dari bahasa yunani yaitu hydroponous. Lebih dalam lagi, hydro yang
berarti air dan ponous berarti kerja. Jika diartikan secara umum, hidroponik
merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan nutrisi, oksigen dan
terutama air. Disebabkan oleh kemajuan teknologi pertanian, semakin hari,
hidroponik juga semakin berubah. Dengan demikian, telah ditemukan rupanya
seperti pot, sperti kerikil sintesis dan lain-lainnya.
Dalam metode
hidroponik, tanaman yang mau diusahakan ditumbuhkan dalam larutan nutrisi tanpa
media tanah. Menurut berbagai teori dalam bidang sains, sudah telah terbukti
oleh adanya media hidroponik bahwa untuk menumbuhkan tanaman, media tanah tidak
diperlukan, kecuali mineral, unsur-unsur dan zat-zat makanan yang berada di
dalam tanah. Dalam media tanah, sudah tentu adanya hama dan penyakit jadi
dengan penggunaan media tanpa tanah berarti juga hama dan penyakit tersebut
sudah telah tereliminasi.
Adapun fasilitas
yang didapat dalam penggunaan larutan hidroponik, yaitu adanya zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh tanaman dengan perbandingan yang tepat, sehingga aksetuensinya
tanaman berkurang, tanamannya cepat berkembang dan kualitas panen tidak
mengecewakan. Selain itu, ada pula fungsinya media tanam hidroponik, yaitu
sebagai pendirinya tanaman supaya tidak runtuh dan juga sebagai pembawanya
cairan unsur hara. Dengan adanya beberapa jenis media tanam yang dapat
digunakan seperti arang, pasir, sabut kelapa dan lain sebagainya, pengusaha
harus berhati-hati dalam pemilihan media yang akan digunakan untuk suatu
tanaman tertentu. Media tanam yang akan digunakan harus sesuai dengan tanaman
yang akan diusahakan.
1.2.Tujuan
Mahasiswa mengerti dan memahami cara pembuatan media tanam
non tanah dalam bentuk cair dan padat untuk budidaya system hidroponik.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Hidroponik mempunyai banyak metoda dalam cara bertanam.
Penerapannya dapat diterapkan sesuai dengan kemampuan ekonomis maupun kapasitas
lingkungan yang berada di setiap orang yang ingin mengusahanya. Sejak 45 tahun
yang lalu, metoda bercocok tanam hidroponik ini telah berkembang. Dengan
demikian macam kategori bercocok tanam telah mucnul. Salah satunya adalah
metoda yang menggunakan air, yiatu menanam tumbuh-tumbuhan dalam air yang
berisi larutan zat makanan. Ada juga metoda yang menggunakan pasir, yaitu
tumbuh-tumbuhan ditanam pada pasir yang telah disterilkan, ke dalamnya ada
kumpulan air dan juga larutan zat makanan. selain itu, ada pula metoda yang
disebut metoda agregasi, dasarnya adalah mengganti media pasir dengan
serentetan material , misalnya kerikil (Chris Kovach, 2008).
Hidroponik, secara umum merupakan system
budidaya pertanian yang menggunakan air berisi larutan nutrient sebagai media
tanam tanpa menggunakan tanah. Media lainnya terdapat dalam rupa gaabus, pasir,
kerikil, zeolite, arang. Biasanya, media tersebut merupakan media steril,
dengan arti lain media yang bebas dari unsur hara. Dengan demikian untuk
kebutuhan tanaman akan unsur hara, itu dapat diselesaikan dengan penyiraman
secara manuala ataupun dengan unsur haranya dialirkan ke dalam media melalui
pipa. Penggunaan larutan yang berisi nutrient atau pupuk hidroponik dapat
diselesaikan dengan mendistribusikan larutan tersebut kepada media dengan jalan
jaringan mikro irigasi, yaitu larutannya diteteskan ke media tanaman dan
langsung diserap. Hal tersebut merupakan hal yang irreversible atupun tidak
bisa kembali lagi. Media hidroponik tdak memiliki zat hara yang dibutuhkan oleh
tanaman. Berdasaran jenis-jenis tanaman yang akan diusahakan, media tanam
hidroponik sangat membutuhkan pemberian larutan nutrien secara permanen.
Mengenai irigasi tanaman, pengairannya dapat diterapkan dalam dua system, yaitu
system genangan air dan system pengaliran air. System genangan air merupakan
suatu system yang intinya adalah memasukkan air pada pot dengan ukuran
ketinggian air yang tidak melebihi dari tingkat akar, hal ini sangat penting
diperhatikan agar akar tanaman tidak busuk. Adapun kelemahan yang terdapat dari
system genangan air ini, yaitu terjadinya presipitasi nutrient dibawah (Ahmad
Said, 2006).
Pada media tanah, pemupukan dilaksanakan secara
menabur pupunya langsung ke tanah tempat bibit yang akan ditanam. Sedangkan,
pada system hidroponik, pemberian pupuk dilaksanakan dalam bentuk larutan atau
juga dengan istilah nutrient. Baik tanaman di media tanah maupun tanaman
hidroponik membutuhkan kandungan unsur hara yang hampir sama. Unsur hara tersebut
berasal dari unsur mikro yaitu Zn, Cu, Mo, Mn dan Fe, dan juga unsur makro
seperti Ca, Mg,dan N,P,K (Howard, 2009).
BAB 3 METODOLOGI
3.1
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal
14 Maret 2013 dari jam 07:30 sampai 09:15 di lab Hortikultura, Faperta UNEJ.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
·
Pot
plastic
·
Pipa
paralon
·
Gelas
ukur
·
Cetok/alat
pengaduk
·
Penggaris
3.2.2 Bahan
·
Larutan
nutrisi A, B mix
·
Pupuk
gendasil B
·
Pupuk
NPK, urea, KCL dan SP-36
·
Arang
sekam dan pasir
3.3. Cara kerja
1. Menyapkan media padat dengan
formulasi dari arang sekam dan pasir steril dalam perbandingan (50%:50%) dan
memasukkan media tersebut ke dalam pot plastic yang telah disediakan dengan
berat total media 5kg per pot.
2. Menyapkan media cair hidroponik
system NFT dengan menggunakan bak atau talang paralon yang telah disediakan
dengan volume air sesuai kebutuhan
3. Menyapkan larutan nutrisi A B Mix
dan SP-36
4. Menyapkan nutrisi Gandasil B,
Insektisida dan Fungisida
5. Menambahkan semua larutan nutrisi
poin 3, 4 dan 5 pada media padat dan cair yang telah disiapkan.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik hidroponik sendiri diterjemahkan sebagai budidaya
tanaman dengan menggunakan media air atau media yang mudah menyerap nutrisi
lainnya, ditambah pemberian nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dengan upaya pengendalian oleh pemeliharanya. Oleh karena itu, sebenarnya
teknik bertani atau bercocok tanam ini dapat dikaitkan dengan teknik lain.
Namun demikian teknik ini harus tetap melakukan aturan atau petunjuk yang telah
ada dalam teknik tersebut. Dalam teknik hidroponik, ada beberapa media tanam
yang dapat digunakan untuk membudidayakan tanaman. Media tanamnya bukan hanya
terbatas pada air saja tetapi juga dapat melalui kultur agregat maupun nutrient
film technique atau biasa disebut dengan NFT. Tak jarang bertanam hidroponik
dijadikan hobi pengisi waktu luang bagi sebagian orang. Bahkan tak sekedar
hobi, ada juga kemudian yang melanjutkan hingga menjadi bisnis. Hidroponik
biasa digunakan untuk menanam sayur dan buah. Bahkan beberapa tanaman sayur dan
buah telah umum ditanam secara hidroponik. Sebut saja paprika, timun mini,
tomat, dan sayuran hijau. Bertanam secara hidroponik terdapat lebih banyak
keuntungannya dibandingkan dengan bertanam secara konvensional, antara kebersihan
lebih mudah terjaga, tidak memerlukan pengelolaan tanah, penggunaan pupuk dan
air lebih efisien, tidak tergantung musim, tingkat produktivitas dan kualitas
cukup tinggi dan seragam, tanaman dapat dikontrol dengan baik, dapat diusahakan
di tempat yang tidak terlalu luas ataupun dipergunakan sebagai bisnis dengan
luasan yang cukup, dapat mengurangi jumlah tenaga kerja, kenyamanan kerja dapat
ditingkatkan secara ergonomis, dan diferensiasi produk dapat dilakukan. Di sisi
lain, kelemahan utama sistem hidroponik, relatif terhadap konvensional
membuka-bidang Pertanian, adalah tingginya Biaya modal dan input energi, dan
tingkat tinggi keterampilan manajemen yang dibutuhkan untuk produksi sukses.
Biaya modal mungkin sangat berlebihan jika struktur secara artifisial
dipanaskan dan didinginkan. Inilah sebabnya mengapa tanaman yang tepat terbatas
pada mereka dengan nilai ekonomi tinggi seperti tomat.
Pada hidroponik dengan media padat terdapat kelebihan dan
kekurangan pada masing–masing media yang digunakan. Pada media pasir,
keuntungannya ialah sebagai media alternative yang dapat menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai
media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek
batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan
bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain.
Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang.
Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan
dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan
pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Di samping itu, terdapat juga kekurangannya media pasir. Dikarenakan oleh
pori-pori yang berukuran besar maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering
oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi pasir sangat kecil sehingga mudah
terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan
pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan
pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Pada media sekam, banyak juga fasilitas serta keuntungan
yang terdapat darinya. Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu
disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran.
Sekam bakar memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media
tanam ini menjadi gembur. Akan tetapi, media sekam bakar mempunyai kekurangan
juga yaitu cenderung mudah lapuk sehingga kandungan hara menjadi tidak konstan.
Untuk media bokasi, Kandungan unsur haranya yang lengkap
seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok
untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki
kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit
dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Di samping itu, kekurangan media ini ialah Komposisi kandungan unsur hara pupuk
kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur
hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan,
serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.
Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe
spesial dalam hidroponik. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya
tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan
tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen.
Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam
air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan
pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam
larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di
permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara
ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan
secara normal. Beberapa keuntungan pemakaian NFT antara lain : dapat memudahkan
pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air dapat terpenuhi dengan
baik dan mudah, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi
yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman,
tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek, sangat
baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang dapat
terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan
high planting density. Namun NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi
dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi listrik dan
penyakit yang menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.
Nutrisi Hidroponik ini mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan
tanaman yang berupa hara makro N, P, K, Mg, Ca dan S maupun hara mikro Fe, Mn,
Zn, B, Cu dan Mo. Adapun H, C dan O didapat dari udara dan air. Karena Media
Tanam Hidroponik tidak menggunakan tanah, maka peran nutrisi Sangat besar dalam
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Komposisi menggunakan garam-garam mineral
yang larut dalam air secara sempurna sehingga tidak menyebabkan drip irigasi
tetes tersumbat. Dikemas dalam kantong plastic sehingga mudah dalam
transportasi. Satu set Nutrisi Hidroponik terdiri dari dua bagian yaitu bagian
A dan bagian B. Pada bagian A terkandung Calcium dan pada bagian B terkandung
Phosphate dan Sulfate. Dalam keadaan pekat (yang berupa larutan Stok) Calcium
tidak boleh bercampur dengan Phosphate atau Sulphate, oleh sebab itulah ada
bagian A dan bagian B. Untuk bagian A, nutrisi ini dapat digunakan untuk
tanaman sayuran daun seperti kangkung, selada, sawi dan lain sebagainya. Dengan
demikian, nutrisi ini sangat berperan dalam pertumbuhan serta perkembangan
jenis tanaman tersebut, yaitu menjadikan tanaman cepat tumbuh dan daun
berukuran besar, memperbanyak jumlah daun, memperkuatkan tanaman terhadap
penyakit, memberikan penampilan daun semakin tegar, besar dan menarik, membuat
daun lebih renyah. Sedangkan untuk bagian B, nutrisi ini dapat digunakan untuk
jenis tanaman sayuran buah sperti tomat, terong, melon dan lain sebagainya.
Agar jenis tanaman ini dapat ertumbuh dan berkembang baik, maka peranan nutrisi
ini sangat dibutuhkan, yaitu merangsang tanaman agar lebih cepat berbua,
memperbesar ukuran buah membuat tanaman lebih tahan penyakit busuk buah,
memperkuat perakaran, membuat buah tanaman akan lebih lezat, memberikan aroma
harum pada buah.
Mengusahakan tanaman dengan menggunakan metode hidroponik dengan
media substrat, selain pot, polybag juga dapat digunakan sebagai tempat media
tanaman tersebut. Dengan demikian, ujung polybag harus dilipat hingga tanaman
terlihat seluruh batangnya. Apabila ujung polybag tidak dilipat maka penyerapan
cahaya oleh tanaman akan berkurang. Hal ini sangat penting, dan harus
diperhatikan karena kebutuhan tanaman akan cahaya matahari sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
Baik dalam usaha hidroponik maupun konvensional, agar tanaman tidak
mudah terserang oleh hama dan penyakit maka pemberian fungisida, pestisida dan
lain sebagainya harus segera dilakukan. Khususnya pada usaha hidroponik,
pemberian fungisida sangat penting karena media hidroponik bersifat heterogen
dan cenderung berbahan dasar dari bahan organic yang menyebabkan media
hidroponik sangat mudah terserang jamur atau fungi. Dengan merggunakan
fungisida, tanaman tersebut terlindngi dari serangan fungi. Fungi ini sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Apabila tanaman yang
diusahakan sudah terserang oleh fungi, maka harus segera ditangani dengan
pemberian fungisisda karena hal ini dapat menurunkan hasil produksi tanaman
tersebut. Di dalam pelaksanaan pemberian fungisida pun kita harus berhati-hati
dengan dosis-dosis bahan yang dipakai karena jika dosis berlebihan atau tidak
sesuai dengan serangan yang sedang terjadi maka tanaman tersebut akan keracunan
dan lama-lama dapat menyebabkan tanaman ini akan mati. Di sisi lain, jika
tanaman yang telah diberikan dosis berlebihan ini tidak sampai mati, maka
konsumen nantinya yang menjadi korban racunnya. Fungisida yang sering beredar
dipasaran meliputi: AFUGAN 300 EC, KASUMIRON 25/l WP, dan RIZOLEX 50.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
·
Hidroponik
merupakan suatu sistem budidaya tanaman pada media yang tidak menyediakan unsur
hara dan unsur hara esensial yang diperlukan tanaman, disediakan dalam bentuk
larutan.
·
Dalam
usaha hidroponik, selain media cair, terdapat juga media padat seperti pasir, sekam dan bokhasi yang dapat
dimanfaatkan untuk bercocok tanam dan lebih menguntungkan dibandingkan dengan media
tanam yang digunakan dalam teknik konvensional.
·
NFT
merupakan salah satu teknik dalam penerapan teknik hidroponik. Dengan
menggunakan metode NFT,
pengesetan alat
perlu dilakukan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman yang akan
dibudidayakan. Dan sistem
kerja harus diuji agar mengetahui bagaimana proses sistem kerja dari hidroponok
NFT dapat berjalan.
·
Nutrisi
adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.Larutan nutrisi dibagi yaitu
stok A dan stok B agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan ion PO atau
ion SO yang menimbulkan endapan. Pemberian nutrisi merupakan hal yang harus
diperhatikan karena masing- masing unsur hara mempunyai fungsi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
5.2.Saran
·
Melaksanakan
praktikum ini membutuhkan ketelitian dan kecerdasan agar dapat memperoleh hasil
yang hoptimal.
·
Saran
dan kritis dari pembaca sangat saya butuhkan agar bisa memperbaiki penilitian
di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad
Said, 2006. Budi
Daya Mentimun secara Hidroponik. Ganeca Exact. Jakarta
Benedicta
Maria I.F.I. 2011. Hidroponik. Jurnal Ilmu pertanian. Yogyakarta, UGM. Hal
1,3,6.
Catur
Wasonowati, 2011. Meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat (lycopersicon
esculentum) dengan sistem budidaya hidroponik. Fakultas Pertanian, Universitas
Trunojoyo Madura. Jurnal Agrovigor Volume 4. Madura. Hal 21-22,26.
Chris
Kovach, 2008, The
Hydroponic Bible. lulu.com. London
Dwi
Harjoko, 2009. Studi macam media dan debit aliran terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman sawi (brassica juncea l.) Secara hidroponik NFT. Study of Medium
and Flowrate on the Growth and Yield of Sawi (Brassica juncea L.) by NFT. Jurnal
Ilmu pertanian. Surakarta. Hal 58-60.
Ermina
Yogasuria, 2009. Hidroponik sederhana untuk penyejuk ruangan.artikel pertanian.
Widyaiswara Madya- BBPP Lembang. Hal 1,3,5.
Hasim,
M. 2009. Hidroponik. Artikel ilmiah Faperta UNILA. Lampung. Hal 1-3
Hidayati,
2009. Sistem hidroponik dengan nutrisi dan media tanam berbeda terhadap
pertumbuhan dan hasil selada. Media Litbang Sulteng. Palu. Hal 131-132.
Howard M. Resh. 2009. Hydroponic
Home Food Gardens. Routledge. England
Mardhiah
Hayati, 2012. Sekam padi sebagai media alternatif dan pemberian pupuk daun pada
tomat hidroponik. Jurnal ilmu pertanian Vol 2. Jakarta. Hal 1-2.
mantaaap !!!!
ReplyDeletebiasa aja broo
Deleteminantssss
ReplyDeletejereko tsara zw ny laporan ny angkatan manaraka eo fa tsy maintsy misy anw copi-paste any..hahah
Delete